Lampung,- (WS99) Tim PKM Video Gagasan Konstruktif (PKM-VGK) Universitas Lampung (Unila) lolos seleksi nasional Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) delapan bidang tahun 2024 lewat inovasinya mendukung pemberantasan korupsi bernama High Intelligence Corruption Detector (HiCo).
Atas prestasi tersebut, tim mendapatkan pendanaan dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Direktorat Belmawa) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek).
Prestasi ini disampaikan Zaka Kurnia Rahman, satu anggota tim, Senin, 13 Mei 2024. Menurut Zaka, prestasi yang diraih timnya merupakan buah perjuangan mahasiswa Unila dalam mengangkat isu korupsi di Indonesia melalui video gagasan konstruktif.
Inovasi ini dilatarbelakangi tingkat korupsi yang tinggi di Indonesia mencerminkan tantangan serius dalam upaya menciptakan pemerintahan bersih, efisien, dan transparan di tingkat nasional.
Data yang diperoleh dari website Indonesia Corruption Watch (ICW) menunjukkan, kasus korupsi di Indonesia masih sangat banyak. Dengan kerugian negara tertinggi di tahun 2021 mencapai Rp62,93 trilliun.
Meskipun KPK telah menggunakan artificial intelligence (AI) dalam mengoptimalkan tugasnya, perlu dipertimbangkan untuk memaksimalkan penggunaannya guna meningkatkan efektivitas program berkelanjutan.
Dalam upaya mengatasi masalah ini dan juga meningkatkan efektivitas pemberantasan korupsi di tingkat nasional maka terdorong lah untuk mencari solusi inovatif yang canggih. Tim PKM-VGK Unila mengusulkan membuat alat untuk memberantas tindak pidana korupsi yang diberi nama HiCo.
HiCo adalah sistem kecerdasan buatan yang dirancang dengan tujuan untuk memberikan solusi dalam mengatasi tindak pidana korupsi di Indonesia. HiCo memanfaatkan teknologi blockchain sebagai basis data terdesentralisasi.
Bersama pemanfaatan teknologi blockchain, HiCo diharapkan dapat menjadi solusi bagi KPK di antaranya peningkatan kecepatan dan efisiensi dalam mendeteksi kasus korupsi secara realtime, serta peningkatan transparansi untuk membangun kepercayaan masyarakat.
Teknologi ini tidak hanya mempercepat proses identifikasi tindakan korupsi, tetapi juga memberikan landasan kuat untuk tindakan pencegahan yang lebih efektif. Selama tiga tahun terakhir, jumlah kasus korupsi di Indonesia mengalami peningkatan.
Pada tahun 2022, ada 579 kasus korupsi yang telah ditindak. Ini menunjukkan, upaya pemberantasan korupsi masih perlu ditingkatkan. Meskipun ada upaya pemberantasan korupsi, beberapa faktor menghambat kemajuan.
“Perubahan status pegawai KPK, amandemen UU KPK, dan berulangnya kasus korupsi menjadi penyebab utama penurunan indeks persepsi korupsi (IPK) Indonesia,” ujar Zaka.
PKM-VGK fokus pada pemecahan masalah secara konstruktif dan berkelanjutan, serta mengomunikasikan solusi melalui konten di media sosial. Dalam PKM ini, tim PKM-VGK mengambil tema “Pengaplikasian HiCo yang Terintegrasi dengan Sistem Blockchain untuk Mewujudkan Indonesia Bebas Korupsi”.
HiCo dapat mendukung pencapaian SDG’s 1 (No Poverty), SDG’s 2 (Zero Hunger), SDG’s 3 (Good Health and Well-being), SDG’s 4 (Quality Education), SDG’s 10 (Reduced Inequalities), dan SDG’s 16 (Peace, Justice, and Strong Institution).
Tim PKM VGK penggagas HiCo terdiri dari lima anggota, yakni ketua tim Aulia Rafly Lubis (Pendidikan Ekonomi 2022), Mohamad Ghinau Thofadilah, Pendidikan Ekonomi 2022), Eka Arinda, (Pendidikan Ekonomi 2022), Belia Nabila Putri, Ilmu Hukum (2022)
dan Zaka Kurnia Rahman (Teknik Informatika 2022).
Tim berada di bawah bimbingan Dr. Pujiati, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Jurusan Pendidikan Ekonomi, FKIP, Unila. Informasi terakhir yang didapat saat ini, tim PKM-VGK yang diketuai Rafly tengah berjuang di ajang puncak PKM, menuju yaitu Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-37.
Tim ini juga telah menghasilkan beberapa luaran, termasuk video sementara yang dapat dilihat di kanal YouTube PKM-VGK Unila 2024 dan konten-konten solusi permasalahan mengenai korupsi di akun Instagram @hico_unila.
Tim PKM-VGK Unila juga telah memperoleh Hak Kekayaan Intelektual (HKI) mengenai pengaplikasian HiCo merupakan bagian dari inovasi mereka yang menjanjikan. (*)