Bandarlampung, – (WS99.Net) Keberhasilan dapat diraih siapa saja yang mau berusaha dan berani mengambil setiap kesempatan. Perlu waktu dan air mata yang dikeluarkan untuk sebuah prestasi serta pencapaian dalam hidup. Hal tersebut dialami seorang mahasiswa Universitas Lampung (Unila) bernama A. Nizam Syahib.
Mahasiswa Program Studi Magister Kehutanan Fakultas Pertanian yang akrab disapa Nizam berhasil meraih predikat lulusan terbaik satu tingkat universitas dengan skor 360 pada acara wisuda periode VIII tahun akademik 2023/2024 yang digelar di Gedung Serbaguna (GSG) pada Selasa, 13 Agustus 2024.
Setiap langkah dan proses yang Nizam lalui merupakan sebuah prestasi, setiap waktu yang dihabiskan untuk mengakhiri perkuliahan juga merupakan prestasi yang selalu ia syukuri. Selama menempuh studi magister ia juga pernah mencetak prestasi dengan mendapatkan hibah penelitian dari Dikti.
Penelitian yang ia lakukan memfokuskan antara lingkungan dengan stakeholder terkait potensi kandungan karbon terhadap kondisi kesehatan hutan, bagaimana kondisi tersebut mempengaruhi kebijakan pengelolaan. Di sela perkuliahan Nizam juga sering menerbitkan jurnal terindeks scopus.
Proses penyusunan jurnal scopus dan internasional merupakan momen yang paling unik sekaligus menantang, karena baik proses penyusunannya dan proses review memakan waktu relatif lama dan sulit. Namun, lika-liku tersebut mewarnai perjalanan akademik Nizam menjadi lebih bermakna.
“Tips dari saya untuk teman-teman yang mau melanjutkan jenjang S-2, mungkin dari semester satu dan semester dua sudah mulai mempersiapkan data primer dan data sekunder. Sehingga pada saat proses ujian komprehensif secara publikasi dan output luaran lainnya sudah siap,” pungkas Nizam.
Menerbitkan jurnal khususnya yang terakreditasi internasional merupakan hal sulit, karena prosesnya yang cukup panjang bahkan bisa satu tahun lebih sampai jurnal tersebut terbit. Selain fokus pada tugas dan praktikum, serta keaktifan diperkuliahan, perlu juga publikasi karya yang dapat menunjang penilaian menjadi lulusan terbaik.
Selain itu Nizam merasakan perbedaan atmosfer perkuliahan yang cukup signifikan selama menempuh jenjang sarjana dan magister. Saat jenjang sarjana, perkuliahan lebih padat dengan banyaknya mata kuliah dan tugas. Sementara jenjang magister, jumlah mata kuliah cukup sedikit namun lebih mendalami analisis materi yang dipelajari.
“Studi kali ini saya juga bersaing dengan mahasiswa yang berbeda umur bahkan ada yang sudah berkeluarga, dan mempunyai jabatan, serta pangkat yang tinggi. Hal ini merupakan tantangan untuk saya menyesuaikan perbedaan tersebut dan mendapatkan keuntungan, serta kesempatan yang datang,” tuturnya.
Proses menuju tugas akhir merupakan salah satu pengalaman paling berkesan yang Nizam dapatkan. Ada beberapa hal tidak terduga yang membuatnya terpaksa menunda untuk ujian akhir. Proses itu merupakan pelajaran hidup luar biasa yang ia alami. Selain itu, selama menempuh studi Nizam juga terbantu dengan beasiswa pascasarjana Unila yang mengakomodasi biaya perkuliahan.
“Rencana karier saya ke depan setelah meninggalkan Unila dengan gelar magister, saya ingin mencari pekerjaan yang linear dengan bidang saya. Saya juga berencana dalam waktu dekat ataupun nanti saat waktu tepat datang untuk melanjutkan meraih gelar doktor,” tandas Nizam.
Pahit manis perjuangan Nizam merupakan bumbu untuk perjalanan bermakna dalam kehidupan. Gelar yang didapatkan menandakan kepantasan untuk naik tingkat dan mendapatkan kehidupan yang lebih layak, karena selalu ada peluang di dunia ini bagi seseorang yang bekerja keras, serta memiliki kemauan meningkatkan kualitas diri. (*)