Tubaba,- (WS99.Net) Insfektorat Tubaba akan pelajari dan segera panggil oknum kepalou Tiyuh Karta Sari, Kecamatan Tulang Bawang Udik, Kabupaten Tulang Bawang Barat terkait pemberitaan tentang dugaan carut marutnya kegiatan Dana Desa.
Hal tersebut di jelaskan oleh Muslim irban 5 insfektorat Kabupaten Tulang Bawang Barat,akan segera pelajari dan memanggil oknum kepalo tiyuh karta sari. “Kami akan segera pelajari dan dalam minggu depan akan panggil kepalou Tiyuh Karta Sari terkait pemberitaan dan kawan-kawan Media.” Jelasnya. Selasa (10/9/2024)
Diberitakan sebelumnya, Pengerjaan sejumlah kegiatan yang ada di Tiyuh Karta Sari, Kecamatan Tulang Bawang Udik, Kabupaten Tulang Bawang Barat, yang bersumber dari dana desa (DD) tahun anggaran 2023/2024 diduga Mark Up untuk meraih keuntungan dan di kerjakan asal jadi.
Berdasarkan dari hasil pantauan beberapa media di beberapa kegiatan fisik yang ada di Tiyuh Karta Sari yaitu pembuatan gorong-gorong, rehap gorong-gorong, pembuatan sumur bor, pembuatan rumah keranda, peningkatan jalan usaha tani (ounderlah), pengadaan kambing, pengadaan benih ikan lele, pengadaan bibit tanaman (K3W).
Saat di konfirmasi diruang kerjanya Puri Handayani selaku sekretaris Tiyuh Karta Sari menerangkan,”Untuk tahun 2023 yaitu pembangunan gorong-gorong 1 yang baru terus rehap gorong-gorong 1, kemudian pembangunan kegiatan ketahanan pangan inikan bisa berbentuk pisik yang 20% itu berbentuk ouderlagh yang terletak di RT 01 dan RT 03 suku 4 sepanjang 390 meter dan lebarnya 3 meter, untuk pagu anggarannya Rp.116.136.000 dari dana desa,” Terangnya.
Masih keterangan sekretaris Tiyuh saat di singgung tim pelaksana kegiatan dirinya menjelaskan,” TPKnya ini ya diambil dari aparatur Tiyuh yaitu kepala suku karena dia yang punya wilayah bukan kaur pembangunannya, selain itu juga ada pengadaan hewan ternak,ikan terus tanaman itu program K3,” Ucapannya.
“Kambing itu 10 ekor untuk 10 kelompok dalam 1 kelompok 1 ekor kambing, dan perkelompoknya rata-rata diatas 10 orang jadi itu secara bergulir, untuk 2024 ini 10 ekor juga pengadaan kambingnya, kalau pengadaan kolamnya itu jadi 1 di balai sini benihnya 20 ribu ekor 3 kolam, kalau pembelian benihnya saya juga kurang tahu karena itu TPK yang mengerjakannya anggaran 10 juta untuk benihnya saja, pakannya 2 juta, di sini angkanya 1 paket anggaran itu semua sudah disitu, saya juga kurang paham secara rinci ukuran bibitnya atau jenisnya.” Ucapnya.
Selanjutnya,di 2024 ini pengadaan bibitnya 2 ribu, terpal 3 lembar, pakan 3 paket bahasa disininya anggaran Rp.13.225.000 pembelian terpalnya 3 lembar untuk menggantikan terpal yang lama itu,” Imbuhnya.
“Pisik untuk di 2024 ini pembangunan jalan usaha tani (ounderlah) di suku 03 RT 10 sepanjang 400 meter dan lebar 3 meter anggarannya total Rp.122.396.000, di pencairan tahap pertama itu hanya mencukupi bahannya saja selanjutnya untuk penyelesaian sampai finis di tahap kedua ini, teknisnya saya juga kurang paham karena yang mengerjakan TPK nya, Namun untuk lebih jelasnya silahkan saja sampean ngobrol langsung dengan pak kepalo,karena saya tidak berani melangkahi keputusan beliau.” Ujarnya
Berdasarkan hasil pemantauan di lapangan beberapa jenis program itu baik kolam ataupun pembangunan fisik seperti jalan onderlah terkesan asal-asalan.seperti pengadaan bibit lele,terpal dan pakan ada perselisihan harga,begitu juga pembangunan jalan onderlah diyakinkan tidak akan bertahan lama karena pengerjaannya dinilai asal jadi.
“Menyimak dari keterangan yang disampaikan oleh sekretaris Tiyuh Karta Sari, ada beberapa hal yang selisih baik dari nilai pengadaan bibit barang dan mengenai pembangunan fisik lainnya terkesan ada unsur kesengajaan untuk mengambil keuntungan. Program Kandang, Kebun, Kolam Wisata (K3W itu dengan dijadikannya kepala suku (RK) sebagai TPK inipun dianggap salahi wewenang karena mereka telah menerima gaji sebagai aparatur tiyuh setempat. (Tim)